Home » » Mengintip Kehidupan Suku Bajo

Mengintip Kehidupan Suku Bajo

Mengintip Kehidupan Suku Bajo


Suku Bajo itulah nama sebutan bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai yang terletak di Desa Kalumbatan, Kecamatan Totikum Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah.

Jika banyak penduduk yang mendirikan rumah di daratan, tak demikian halnya dengan Suku Bajo. Mereka mendirikan rumah diatas air, di tepi pantai.
Mereka tak takut dengan berbagai bencana, seperti tsunami misalnya. Selama turun-temurun Suku Bajo hidup dengan mata pencaharian sebagai pelaut. Selain memancing, mereka juga menjaring serta memanah ikan.

Suku Bajo dikenal sebagai pelaut-pelaut yang tangguh. Namun, sejarah lebih mengenal suku Makassar, suku Bugis, atau suku Mandar, sebagai raja di lautan. Padahal, suku Bajo pernah disebut-sebut pernah menjadi bagian dari Angkatan Laut Kerajaan Sriwijaya. Sehingga, ketangguhan dan keterampilannya mengarungi samudera jelas tidak terbantahkan.

Banyak kalangan yang tidak menyetujui dan membantah arti “bajo” sebagai perompak atau bajak laut. Karena, itu sama artinya dengan menempatkan suku Bajo di tempat yang tidak semestinya dalam buku sejarah kita.

Faktanya, banyak juga kalangan antropolog yang sangat yakin dengan akurasi konotasi negatif itu. Lucunya, perdebatan demi perdebatan tentang suatu masalah, justru tidak pernah menghasilkan kesimpulan yang kian sempurna.
Sehingga, hanya kebingunganlah yang mesti dinikmati orang-orang yang berniat mempelajari ilmu pengetahuan tersebut. Termasuk juga tentang asal-muasal kata “bajo”. Yang pasti, suku Bajo adalah suku Same atau suku laut yang hingga sekarang masih memukimi banyak lokasi di seluruh nusantara. Di mana ada tanjung, maka di sanalah suku Bajo membangun kehidupan.

Hampir seluruh aktivitas mereka dihabiskan di atas perahu. Karena itu, mereka dikenal dengan julukan suku nomaden laut. Hal inilah yang ingin dipelajari dan diterapkan para ilmuwan menghadapi ancaman pulau-pulau tenggelam itu.

Di sisi lain, para peneliti kesulitan mendapatkan data akurat tentang asal-usul nenek moyang suku Bajo. Menurut Lapian, ada berbagai macam versi sejarah iwayat leluhur mereka. Versi cerita rakyat menyebutkan suku Bajo berasal dari Johor, Malaysia.
Ada pula yang mengatakan berasal dari Filipina atau Bone (Sulawesi Selatan). Namun, menurut Dr Munsi Lampe, antropolog dari Universitas Hasanuddin Makassar, jumlah suku Bajo yang menggantungkan hidupnya di atas perahu diperkirakan semakin sedikit karena hidup menepi di pesisir pantai dan mendirikan rumah panggung.
Perdebatan seputar asal-muasal kata Bajo pun sirna, setelah anda mengarungi perkampungan suku Bajo, yang unik dan penuh pesona. Tak percaya? Kunjungi saja Sulawesi Tengah.



Sumber. http://beritadaerah.com/budaya/sulawesi/38167
Description: Mengintip Kehidupan Suku Bajo Rating: 4.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Mengintip Kehidupan Suku Bajo

Terima kasih atas kunjungan anda. Untuk Update terbaru artikel, foto, video terbaru yang unik dan aneh, dan juga yang lagi viral dan hebohkan netizen Indonesia, silahkan kunjungi PitekWalek Blog atau klick DISINI.

1 komentar:

  1. mencari keluarga sebelah arwah bapa saya.Bapa saya berasal dari Indonesia dan telah berhijrah ke Sabah sekitar tahun 40an,selama hayatnya beliau tidak pernah bercerita mengenai asal-usulnya,cuma saya terfikir memendangkan bapa sya mahir berbahasa bugis dan bajau mungkinkah dia berasal dari kawasan ini..pernah sekali ada suami makcik saya datang ke Sabah mereka fasih berbahasa bajau tetapi berasal dari Indonesia walaubagaimanapun masa itu saya masih berumur 4 tahun sahaja dan tidak mengetahui apa-apa mengenai keluarga disebelah sana..kini adik beradik bapa saya yang berhijrah ke Sabah sudah meninggal semuanya hal ini menyebabkan semakin sukar untuk mencari keluaraga saya di mana...Nama bapa saya ialah Adimen bin Nulazzi,pakcik saya Tabaddang bin Nulazzi dan harapan saya yang terakhir ialah pakcik saya tetapi sudah meninggal tahun lepas beliau bernama Jiduh bin Nulazzi...apa yang saya ingat nama suami makcik saya yang pernah datang ke Sabah ( Semporna) ialah Abu Abal dan saya tidak tahu nama bapanya,masa itu dia bersama dua orang anak lelakinya yang bernama Sabang Bin Abu Abal dan Mastal Bin Abu Abal sempat berjumpa kami di Sabah ( Semporna)mereka belayar mengunakan kapal kayu berkuasa injin dan membawa barang-barang daripada sana untuk di perdagangkan di sini ( Semporna Sabah)kepada sesiapa yang mengenali mereka besarlah harapan saya sekiranya mendapat bantuan umtuk menjejaki mereka semula..sekian terima kasih...

    BalasHapus

Togel Hari Ini
Pitek Walek
Agen Bola Terpercaya